Subscribe:

Kamis, 20 Mei 2010

Sejarah POS Ronda

Sejarah pos ronda berawal dari pos-pos penjaga di jaman colonial. Ketika itu pos jaga berfungsi sebagai perpanjangan dari menara-menara dari kekuasaan kolonial untuk mengekang gerak pribumi. Fungsinya lebih mirip pos pengawasan terhadap pribumi yang melewati daerah tertentu. Hal serupa juga terjadi ketika Jepang berkuasa di Indonesia.

Tapi sejak era kemerdekaan bekas pos-pos penjagaan Belanda atau Jepang diambil alih oleh pribumi. Pengambilalihan itu disertai dengan perubahan fungsi. Bila pada era sebelumnya penguasa kolonial yang mengawasi pribumi, maka sejak era kemerdekaan orang Belanda atau Jepang yang diawasi.
Gardu mengalami perubahan fungsi lagi di era presiden Soeharto berkuasa. Gardu lagi-lagi menjadi perpanjangan tangan kekuasaan. Keberadaan gardu mengukuhkan bentuk militerisme dalam kemasan yang lebih sederhana dan terasa merakyat. Soeharto menerapkan model pertahanan semesta yang berfungsi sebagai pendukung legitimasi kekuasaaannya dengan dalih Sistem Keamanan Lingkungan (Sisklamling).

Setelah Soeharto lengser pada 1998, gardu-gardu baru muncul ketika Indonesia menghadapi pemilihan umum 1999. Posko-posko Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menandai lahirnya sejarah gardu baru Indonesia sekaligus memberi makna baru.

Posko PDIP didirikan untuk menandai “kandang banteng”. Ketika itu posko PDIP menandai kekuasaan politik Megawati. Selain posko PDIP, biasanya juga didirikan podium. Podium adalah panggung setinggi 3-5 meter yang mengingatkan orang kepada tempat pidato Soekarno. Seperti diketahui, Soekarno adalah ayah Megawati, Ketua Umum PDIP yang pada 1999 sedang berjuang memenangkan pemilihan umum.

Itulah sedikit cerita mengenai sejarah pos ronda beserta fungsinya di Indonesia. Penjelasan dan cerita detailnya tentu ada di buku ini. Nilai lebih buku ini tidak hanya karena temanya yang unik tapi juga karena teknik penyajiannya yang menarik sehingga tidak terasa sedang membaca buku sejarah pada umumnya. Membaca buku ini kita menjadi tahu penggunaan alur sastra dalam penulisan sejarah (historiografi sastrawi).

Historiografi Sastrawi merupakan genre penulisan sejarah yang mengadopsi teknik sastra seperti alur serta bahasa yang longgar seperti yang sering digunakan sastrawan. Tapi sebagaimana historiografi, kelonggaran penulis dibatasi oleh ketersediaan fakta. Dan Abidin patuh pada metode itu.sumber:id.shvoong.com

0 komentar:

Posting Komentar